Senin, 25 Maret 2013

Reuni Go_Kill Team #Part1

Pesawat mendarat di Juanda tepat pukul 14:00 waktu setempat. Dari kejauhan, nampak dua pemuda yang celingukan di tempat pengambilan bagasi, mereka adalah Jaja dan Alay.

“Lay, bubuhane jam piro tekan kene?” tanya Jaja.
“lha embuh, Dikis mau tak sms tapi gak mbalesi og”
“alamak, yowes sholat sik yok, engko dihubungi meneh cah e!”
“ayo es! tapi nengdi musholane?”
“lha embuh, aku ra ngerti og, kono takon satpam!”
“eh licik, mosok aku” *muka manyun*
“yowes ngene ae, saiki awakmu milih takon satpam opo arep nggoleki dewe?”
“emmm, yo takon satpam ae lah penak”
“yo kono, lincah!” seru jaja sambil tertawa dalam hati karena berhasil ngakalin sohibnya.

Mereka pun sampai di mushola dengan selamat sehat wal afiat tanpa cacat atau tersesat.
Alay girang bukan kepalang, sebab disana dia melihat sebuah tempat colokan yang sedang jomblo (baca: nganggur).

“Ja, ada colokan nganggur, ini namanya rejeki tak terduga”.
dengan wajah sumringah Alay mengeluarkan perlengkapan alat sholat dibayar tunai  nge-charge. Sambil sholat, dibiarkan BBnya menyedot listrik bandara dengan gratis.

Tak lama kemudian mereka selesai. Lalu duduk di kursi depan mushola sambil menunggu balasan sms dari Dikis (ketua rombongan dari Jogja).

“Lay, timbang nganggur mending ganti DP yok! ndang foto’ke aku!” ide Jaja sambil mengeluarkan sebuah buku untuk berpose.

“iki lambang Barcelona’ne diketok’ke yo!” pinta Jaja sambil menunjuk bordiran di bajunya. “Karo tulisan ‘terminal 5’ nang mburi iku ben ketok nek lagi nang bandara” pintanya lagi.
“halah-halah, njaluk tulung kok nyusahi” keluh si Alay.
*jpret* *display picture has been replaced*


ini penampakan hasil fotonya
(jangan dikomen yg jelek2 ya! pliiiis)


***

Hp alay berbunyi, nampaknya ada sms dari dikis.

Cek posisi!
Kami dah nyampe
Madiun
 

“Ja, madiun iku nengdi?” Tanya Alay penasaran.
“oh, Madiun kah, sing jelas neng Jawa Timur”.
*hening*
***

Mereka pun memutuskan untuk menunggu di terminal Bungur Asih. Dari bandara mereka naik  bus Damri. Alay duduk di bangku tambahan (yang sepertinya tempat duduk kondektur), di samping tumpukan tas-tas. Jaja duduk di bangku bagian belakang, di sebelah ibu-ibu hampir tua yang bau balsemnya lumayan menyengat. Ya, mereka sama-sama kurang beruntung.

Tidak lama kemudian sampailah mereka di Bungur Asih. Jaja tidak mau langsung turun. Ia sengaja turun belakangan, karena dari informasi yang dia dapat, di tempat ini banyak tindak kriminal, dan juga dia sebenarnya takut ditarik-tarik calo Surabaya yang terkenal serem (maaf kalau bagian ini agak lebay). Akhirnya dia turun juga, lewat pintu belakang, paling terakhir. Dan si Alay entah kabarnya seperti apa, mungkin lagi rebutan tas sama calo-calo.

"mas, mau kemana mas?" berapa calo itu menyerbu Jaja dengan pertanyaan yang sama.
"enggak pak, sudah ditunggu teman" jawab Jaja dengan wajah memelas dan mencoba menghindar.
"iya, tapi mau kemana?" beberapa calo itu ngotot bertanya dan terus membuntuti Jaja.

Di saat genting begini, Jaja melihat Alay yang sudah berdiri aman sendirian (tanpa calo) di dekat warung makan. Jaja pun langsung berjalan cepat ke arah Alay, tapi para calo itu terus membuntuti.

"ini lho pak teman saya, tanya aja sama dia!" Jaja mengalihkan perhatian para calo itu.
"mas, ini pada mau kemana?" calo-calo itu gantian menyerbu Alay.
"mau ke warung pak" Alay menjawab dengan sangat cool. Seketika angin bertiup agak kencang, memainkan rambut Alay seperti di iklan shampo. Entah kenapa para calo itu langsung menjauh. Jaja cuma bisa bengong, antara heran, kaget, kagum, bingung, dan kelaparan.

***

“eh Lay, mangan sik yuk! Lue banget e aku”.
“yok, tapi mangan opo, nangdi?”.
Jaja dengan sigap menunjuk sebuah warung  bertuliskan ‘ WARUNG LUMINTU’
“neng kono wae, masakane enak!” ajak Jaja.
“weruh seko endi kowe nek enak?” Alay penasaran.
“soale nang cerak nggonku kerjo ono juga Warung Lumintu masakane enak, sopo ngerti iku cabange”.
“yowes yok! Lincah!” Alay nurut saja dan kelihatannya percaya.

Mereka bercengkrama sembari makan. Membicarakan hal-hal yang tidak jelas, sambil sesekali si Alay melirik sana-sini seperti ada yang dicari. Sehabis makan, Alay pamit ke toilet. Ternyata warung itu sebelahan sama toilet umum. *Hoek cuh*.

Sambil menunggu Alay, seperti biasa, Jaja sibuk dengan BBnya. Kalo gak update status, ya check-in, atau stalking TL mantannya. Kalo chat atau sms kayaknya gak mungkin, soalnya dia itu jomblo belum ketemu jodoh, katanya. Kasian banget ya. Makanya, kalo kamu kasian (dan sedang jomblo), bantuin dia donk! Cariin pacar kek, atau pacarin sekalian juga boleh.

Alay kembali dengan langkah agak cepat, sambil senyum-senyum.
“ngopo ngguya-ngguyu ae Lay?”
“coba delok iku!” alay menujuk sebuah tulisan di dinding dekat penjaga toilet umum.

'TERIMA JASA NGECHAS
RP 2000 SAMPE PUASSSS'
*penulisan yg salah mohon tidak diprotes,
penulis hanya menjaga originalitas, thanks*

Selanjutnya silahkan tebak sendiri apa yang Alay lakukan sebagai seorang 'colokan addict'!

***

Waktu terus berlalu dan mereka pun mulai jenuh menunggu. Masih di warung itu, suasana jadi semakin tidak nyaman karena mbak penjaga warung dari tadi mencuri-curi pandang dengan tatapan seperti ingin mengusir. Akhirnya mereka pergi dari warung itu, menuju masjid terdekat. Kenapa harus masjid? karena di masjid itu tempatnya pasti nyaman (dan gratis).

Di masjid, Alay sibuk mainan hp. Katanya sih sms-an sama Dikis, tapi palingan bbm-an sama pacarnya. Sedangkan Jaja asyik membaca buku.

"Ja, jarene bubuhane numpak bis Sumber Kencana, diluk meneh tekan jare"
"sip lah. awakmu ngawasi yo! aku jik sibuk"
"yoh wes"

Mata Alay terus mengawasi ke arah gerbang kedatangan. Tiap ada bus masuk, dibacanya nama bus-bus itu dengan sedikit nyaring, sampai dilihatin ibu-ibu yang habis sholat dan dia tetap dengan gaya cueknya.

"Eh kae lho Ja, Sumber Makmur"
"Sumber Kencana Layyyyyy" jawab Jaja sedikit cuek.
"nah iku lho!" Alay menunjuk bus yang baru masuk.
"iku Rama Kencana Layyyyyyy, liwarrrr"
"Lha mau opo?"
"SUMBER KENCANA" Jaja mulai emosi.

Tidak lama kemudian, Alay bersorak.
"Itu diaaaaaaa" kata Alay sambil menunjuk sebuah bus bertuliskan "RESTU"
*hening*

***

Sebelum adzan Maghrib, Dikis dan rombongan tiba. Mereka bertemu di halaman masjid, saling melepas rindu. Bersalaman, berpelukan, berciuman. Dikis datang bersama 3 orang lainnya. Mereka adalah Ucok, dan seorang gadis (sebut saja namanya Bunga), dan seorang lagi. Dia berambut agak gondrong, memakai topi, dan SKSD. Dia tidak lain adalah mas mas CALO...... (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Temans