Sabtu, 04 Agustus 2012

Setinggi Matahari


Pagi ini surya sudah meninggi, menjauhi gunung tempat ia dimuntahkan mentah-mentah, merah. Ada yang menggelitik mataku, geli sekali. Matahari selalu berangkat dari timur, dan tak pernah pulang ke sana barang sekali. (ah, mungkin nanti saat bumi mati. anggap saja itu masih lama).

Setiap hal yang melintasi sepasang mataku, kerap kali membangunkan jasad mu di dadaku. Entahlah, barangkali engkau hanya berpura-pura mati. ah andai saja kepingan hatiku bisa mengkonfirmasi.

Ku lihat lagi surya itu, semakin tinggi, seperti mimpi-mimpi mu. Sementara sayap yang dijahit waktu belum juga selesai. bagaimana nanti aku mengantarmu ke sana? ragu membungkamku. ah, andai saja kepingan hatimu mau bernegosiasi.

Kadang-kadang, aku ingin mengajakmu naik pesawat. Biar kau lihat sendiri, tak ada yang menarik di atas ini, tak ada apa-apa selain ketakutan jatuh dan matahari tetap saja jauh, tinggi sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Temans