tiap menatap, selalu ada hasrat untuk masuk, melihat lebih dekat.
barangkali karena aku suka, atau karena memang selera, entahlah.
kemudian
lengkung senyummu itu membangkitkan ingatanku pada pisang ambon hasil panen ladang bapak dulu. dengan sabar aku selalu menunggunya matang, satu per satu.
dan kau tahu? itu salahsatu buah kesukaanku.
bulat matamu, ahhhhhhh
aku teringat kuning telur ceplok setengah matang buatan ibu
aku rindu.
ingin sekali rasanya beradu tatap, dengan mu.
karena nampaknya matamu itu lautan dalam, dan entah kenapa aku ingin tenggelam, lalu menyelam sampai kenyang.
bila kau mengijinkan, akan ku pelihara ikan-ikan, dan membangun bendungan di sekelilingnya yang akan ku jaga sendirian.
sebab, aku yakin suatu saat pasti berguna, saat kesedihanmu meluap sebagai airmata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar