aku hanya ingat pada helai hujan yang semakin lihai.
bunga yang tumbuh di matamu
bulu-bulunya gugur bergantian
sehabis kemarau, saat hujan
sayang sekali tak ada yang menangkap
setiap kalimat yang kau sirat
mereka pun jatuh bebas ke tanah, lalu meresap
menggali kuburnya masing-masing
ditinggalkannya kelopak matamu sendirian
tega sekali
padahal, ada hal yang tak sempat dikisahkan
tentang sengatan duri-duri yang membuatnya gugur
duri yang tumbuh di tubuh matamu
kau pun berdoa dengan tabah
mengharap bulu-bulu itu tumbuh kembali
bahkan kau sangat semakin semangat merawat
siang, senja, malam, bahkan saat pagi selalu kau sirami
sementara tanah di halaman matamu semakin merah
tapi kau salah, sungguh
kau lupa bahwa air tak selalu ramah
bahwa air adalah pemarah.
akhirnya bunga-bunga itu pun malah layu
dan bodohnya, kau tetap saja menyirami mereka
hmm, seperti tak punya pilihan saja.
atau barangkali memang tak ada?
sudahlah, lihat ulahmu!
apakah yang kau tuai dari suatu musim yang hampir selesai?
aku hanya melihat derai arus sungai yang tak pernah bosan kau mulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar