Sabtu, 24 November 2012

Pria Yang Bersepatu Kaca

ia berjalan sendirian
mencari-curi dengar percakapan angin dan dedaunan
melayang di atas wajah bumi yang gemar berganti rupa.
sesekali berhenti, saat hamparan duri mencaci maki
lalu jalan lagi, ke depan, ke belakang
begitulah seterusnya

pernah suatu waktu
ia tiba di sebuah kota yang disesaki manusia.
ia tersenyum seraya bergumam
"semoga ini ujung jalanku", begitu katanya.

tapi ternyata salah
di sana tak ditemukan debar jantungnya.
ia harus terus berjalan, sementara sepatunya yang kaca
semakin lemah, dan kemudian pecah.

kakinya terluka, lukanya terbuka
ia meronta, merintih, terbaring letih
dibiarkan saja luka-lukanya itu berlarut-larut
siang berujung malam, lalu pagi, lalu malam lagi
begitulah seterusnya, hingga entah.
*note: anggap saja pria itu adalah saya, dan sepatu kaca itu adalah kenangan!

2 komentar:

Temans