aku pernah hidup lebih lama dari rasa sakit
sebelum hatiku patah, aku merasa seperti pohon mahoni,
dan setiap hari adalah musim kemarau.
digugurkan lukanya satu-persatu ke tanah
hingga membusuk menjadi pupuk.
itulah mengapa aku sanggup bertahan hingga penghujan
bila ranting itu aku, dan kau daunnya
aku pasti menangis melepas pelukan kita
bahkan barangkali, airmataku akan jatuh terlebih dulu sebelum kau
lalu menjadi sungai yang panjang
yang sanggup mengantar kau ke masa depan.
setiap waktu adalah ilmu yang kauajarkan khusus padaku.
ciummu misalnya,
darinya aku belajar menyimpan rahasia
tentang getir lipstik dan geligimu yang tajam,
yang hampir melukai bibir dan lidahku
bahkan kau tak tahu bukan?
dari sekian pedih pada tubuhku,
baik yang sembuh maupun yang gemar kambuh
sungguh, padanya tiada dendam yang tumbuh
aku menganggapnya pelajaran
untuk menjadi tambah tabah.
waduhhh,, puitis menn toh yooo....
BalasHapushehehe ;) matur suwun sudah mampir
Hapuspuisiny memperlihatkan kejujuran, love it!
BalasHapustrimakasih :)
Hapusblog kamu keren :)